Pejabat Ukraina Sebut Rusia Gunakan Bom Vakum Mematikan

 Jakarta, CNN Indonesia -- 

Rusia disebut menggunakan bom vakum atau bom termobarik saat menyerang Ukraina, demikian pernyataan duta besar Ukraina untuk Amerika Serikat.

"Hari ini mereka menggunakan bom vakum, yang sesungguhnya dilarang konvensi Genewa," kata dubes Oksana Markarova, setelah pertemuan dengan anggota Kongres AS, seperti dikutip dari Reuters.

"Kehancuran yang coba dihantamkan Rusia ke Ukraina sangat besar."

Sebelumnya video yang direkam CNN Internasional juga memperlihatkan pasukan Rusia tampak mengangkut sistem pelontar TOS-1 (senjata termobarik) ketika bergerak menuju Ukraina pada akhir pekan lalu.

Senjata termobarik ini juga dikenal sebagai bom vakum dan memiliki daya ledak dan daya hancur lebih besar dari senjata konvensional, berpotensi menjadi senjata pemusnah massal.

Ledakan bom termobarik juga bertahan lebih lama dari senjata lain.

Bom vakum bisa berbentuk beberapa ukuran, mulai dari granat berpeluncur roket untuk pertempuran jarak dekat, hingga versi besar yang dapat digunakan dari pesawat.

Hingga Selasa (1/3) pagi waktu Indonesia, serangan Rusia ke Ukraina masih belum berakhir. Bahkan Rusia dilaporkan menghantam kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, menggunakan roket.

Perundingan perdana antara kedua negara juga belum mencapai kata sepakat, dan Rusia-Ukraina akan melanjutkan negosiasi di pertemuan selanjutnya.

Serangan Rusia ke Ukraina sendiri telah menewaskan ratusan warga sipil dan membuat lebih dari 500 ribu orang mengungsi, demikian hasil laporan PBB.

Komentar